Minggu, 15 November 2009

kejenuhan...

kembali bosan namun tidak diperkenankan...
karena manusia memiliki jalan hidup yang harus dilalui secara bijak, hanya saja segala sesuatunya akan terjadi dan entah seperti apa hasilnya. perjalanan hidup seperti sebuah pohon, dimulai dari akar yang menguatkan semangat dan juga konsep dasar bagaimana manusia melangkah dalam perjalanan waktunya. kemudian batang yang membuat kita yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi akan ada hikmahnya, batang memiliki filosofi bahwasanya hidup itu diupayakan teguh pada pendirian tanpa keras kepala. kemudian ranting yang merupakan hubungan sosial antara kita dan juga lingkungan, termasuk teman yang lain. hubungan itu terjalin atas dasar cinta karena Allah SWT sehingga semakin menguatkan ukhuwah diantara seluruh ummat. ranting juga merupakan pilihan bagaimana hidup kita kedepannya, adakalnya kita dihadapkan pada permasalahan yg rumit sehingga kita tidak bisa memilih jalan yang terbaik. daun merupakan solusi terbaik yang kita ambil dari segala permasalhan hidup dan juga semangat serta hubungan yang kita jalin dengan orang lain. dari daun yang lebat ini, manusia memiliki banyak hasil akhir yang akan menentukan kedepannya.

terakhir adalah buah dari segala macam perbuatan dan juga solusi yang kita dapat, hanya saja konsep hati yang berkesinambungan dengan akal berperan disini. adakalanya hasil akhir ini membuat manusia lupa bahwasanya Allah Maha Adil dan Bijaksana....

kuliah nggak jelas... mapping pun entah gimana...??? pi harus semangat...!!!

wah hari ini kembali vakum...mirip vaccum cleaner...

huah...

kembali mendung di siangnya...semalem udah cape banget maen futsal ma temen2 bem... pi enak juga jadi banyak kegiatan...


huah...
kembali mengantuk setelah sekian lama duduk di pagi hari depan komputer...


huah...
nguantuk rek...


bismillah...
keep istiqomah wal hamasah akhi...!!!\^o^/

Rabu, 04 November 2009

SEBUAH AMANAH DARI SURABI HANGAT

Pagi hari yang cukup indah, burung-burung berkicau merdu dan seakan membuat hati ini syahdu. Beberapa awan mulai bergerak diterpa oleh sejuknya angin pagi, beberapa orang mulai sibuk untuk memulai aktivitas di hari libur ini. Kali ini Ihsan mulai melangkah untuk mencari sarapan pagi, tujuannya seperti biasa membeli surabi hangat di Cibeusi bersama kedua temannya, Dodi dan Mail. Ketiganya berjalan kaki perlahan sambil berdiskusi mengenai dakwah kampus, salah seorang diantara mereka, Dodi, merupakan ketua ROHIS Fakultas di sebuah perguruan tinggi ternama di Jatinangor.
Berasal dari tempat berbeda, namun semakin memperkuat ukhuwah diantara ketiganya.
“Akh, nanti sore mentoringnya gimana…?” Tanya Mail kepada Dodi.
“Insya Allah tetep jadi, tapi kemungkinan ane gak bisa mengisi materi… jadi mungkin antum aja yang megang,”
“Antum mau kemana…?” Tanya Ihsan.
“Ada agenda rutin tiap sore minggu euy… makanya minggu kemarin juga ane minta supaya mentoringnya dipindah hari, ke hari Sabtu yang kosong…,”
“Hmm… yaudah berarti nanti ane kasih tau ke adik-adik mentor,”
“Oh ya San… biasanya si Teh Ian minta dikirimin surabi,” kata Dodi.
“Astagfirullahaladzim… iya ya, yaudah nanti ane hubungin beliau, sekarang mari kita bersama-sama menikmati sarapan pagi…!?”
“Inget… sepertiga… kayak lagunya Tashiru,” papar Mail.
Mereka bertiga tertawa kecil dan terus melanjutkan perjalanan, Ihsan sendiri mulai mengirimkan pesan untuk Teh Ian, orang yang selama ini menjadi tempat untuk berbagi cerita dan juga sharing. Jalan raya mulai dipenuhi kendaraan roda dua yang hendak menuju kampus untuk belanja di pasar kaget, beberapa pemuda mulai berlari untuk olahraga pagi, sementara yang lainnya mulai membawa pasangan sementara masing-masing untuk menuju keramaian.
Lima belas menit kemudian mereka bertiga akhirnya sampai di tempat tujuan, dan ternyata sudah menanti tiga orang perempuan yang dengan santainya menyantap surabi hangat. Dodi mulai memesan tiga buah surabi ditambah telur, menu yang biasa ditawarkan disini. Segelas teh hangat mulai menemani pembicaraan diantara ketiganya.
“Mail, kondisi kader di Geologi gimana…?” Tanya Ihsan.
“Alhamdulillah sudah mulai ada pembinaan yang intensif, kita sudah mulai alur kaderisasi yang baru agar terbentuk kader-kader bermutu yang siap melanjutkan dakwah Islam ketika kami para seniornya sudah lulus,”
“Baguslah kalau begitu, temen-temen fakultas yang lain selalu nanyain Geologi loh… perkembangan dakwahnya, para kadernya dan juga kegiatan dakwah disana, oh iya… antum sudah siap jadi ketua GEMA…??!” Ihsan mulai bertanya kepada Mail.
“Hmm… Insya Allah sudah ada yang cocok jadi ketua kok, ane sih tsiqah aja ama ketua selanjutnya…”
“Antum punya kemampuan loh… kenapa nggak dicoba aja?” papar Dodi.
Mail hanya tersenyum kecil, akhirnya surabi hangat pun tiba, mereka bertiga mulai menyantap perlahan ditemani gorengan dan juga sambal yang mantap. Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, dan sebuah pesan muncul dari layar HP Ihsan.
‘Wa’alaikumsalam… boleh atuh, tapi pesen surabinya dua ya, buat adik kamu juga tuh Ihsan… kebetulan kita berdua habis mabit bareng dikosan…^_^’
Ihsan tersenyum kecil, ternyata adik perempuannya sedang berada disana. Ia memesan kembali dua buah surabi untuk mereka berdua, sambil mengambil air minum untuk dinikmati bersama kedua temannya. Ketiga perempuan yang duduk di depan sudah selesai dengan sarapannya, mereka bertiga mulai mengambil alih tempat duduk dan kembali menyantap surabi hangat dan juga mengambil beberapa gorengan sebagai pelengkap sarapan kali ini.
“Oh ya San, antum kapan mau berangkat KKN…?” Tanya Mail.
“Insya Allah minggu depan, lagi menunggu kabar dari ketua kelompok juga sih.”
“Dapet daerah mana San…?”
“Padalarang, lokasinya deket tempat yang bulan kemarin Mail teliti…”
Mail hanya mengangguk pelan. Beberapa orang mulai datang untuk memesan surabi hangat seperti ketiganya. Surabi buatan si bibi sangat enak dan mungkin hanya satu-satunya penjual surabi disini. Tempat jual surabi lainnya berjarak cukup jauh dari kosan mereka bertiga, sehingga lebih memilih untuk membeli surabi disini.
Ihsan sudah selesai dengan sarapannya, berbarengan dengan matangnya surabi pesanan untuk Teteh dan adiknya. Ia mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya untuk membayar surabi yang barusan ia makan dan juga pesanan barusan.
“Ane duluan ya… takut surabinya dingin, assalamualaikum…!”
“Wa’alaikumsalam…!”
“Hati-hati San…,” imbuh Mail.
Ihsan tersenyum kecil dan mulai meninggalkan tempat ini. Ia berjalan cukup cepat dan akhirnya sampai di tempat tujuan. Setelah mengucapkan salam akhirnya seseorang membukakan pintu,
“Eh kak Ihsan… oh iya mana surabinya…?”
Ihsan tersenyum kecil dan memberikan surabi yang dibawanya untuk sang adik tercinta. Beberapa saat kemudian Teh Ian keluar sambil membawa sebuah buku,
“Assalamualaikum…,” sapa Teh Ian sambil tersenyum.
“Wa’alaikumsalam… oh ya teh, surabinya udah ama Rina.”
“Alhamdulillah… makasih banget, wah kayaknya tiap minggu wajib ngirim nih,”
“Iya kak, buat ade juga… kan kakak suka manggung buat ngisi acara nasyidan…?! Jadi pasti ada royalty atas suara emas kakak… heheh…,”
“Wah… wah… jadi pada nagih nih, kakak nyanyi juga dapet tepuk tangan penonton ama sertifikat. Kalo dana mah dari orang tua juga… tapi Insya Allah tek kirimin deh tiap minggu,”
Mereka bertiga tertawa kecil,
“Oh iya… kang Ihsan, semalem Rina curhat kalau mau pindah kosan… bareng ama teteh disini, diizinin nggak…?!”
“Mmm, boleh-boleh aja… jadi ada yang ngawasi teh, kan ane nggak perlu bolak-balik buat ngawasin kegiatan Rina. Jadi ada yang ngebantu buat ngajarin Rina berbagai macam hal,”
“Teteh nggak jago-jago amat kok, cuma karena kuliah duluan makanya jadi lebih ngerti…,”
“Ya tapi kan jadi ada yang ngebantu…,”
“Insya Allah…,”
Rina dan Teh Ian mulai menyantap surabi hangat ini, Ihsan sendiri duduk santai sambil membalas beberapa pesan yang masuk.
“Oh iya kak, mau minum nggak…??!” Tanya Rina.
“Boleh deh…,”
Rina segera mengambilkan air minum untuk kakaknya,
“Kang Ihsan… teteh ada sebuah amanah yang mungkin bisa dilaksanakan,” kata Teh Ian sambil tersenyum.
“Mmm… amanah yang seperti apa ya…? Insya Allah ane bisa laksanakan semisal amanah yang lain sudah terlaksana, bisi amanah yang sebelumnya masih belum selesai dilaksanakan,”
“Jadi gini…,”
Teh Ian mulai menceritakan sebuah amanah yang mungkin hanya Ihsan yang mampu untuk melaksanakannya, beberapa saat kemudian Rina datang dengan membawa minuman untuk dinikmati bersama kali ini. Amanah ini cukup urgen, karena berhubungan dengan kelangsungan dakwah Islam di lingkungan kampus. Berdasarkan analisa majelis syuro lembaga dakwah kampus, Ihsan masuk dalam kandidat calon ketua lembaga dakwah kampus tahun depan. Sebenarnya masih ada dua orang lagi yang menjadi kandidat kuat, namun Ihsan memiliki ciri khas yang berbeda dari kedua calon yang lain. Ihsan terus diawasi pergerakan dakwahnya selama ini, dan dinilai layak dari segi semangat, kemauan dan juga gaya bahasa ketika menyampaikn materi yang menggugah hati siapa pun yang mendengarkan. Kehidupan dakwah Ihsan mungkin baru dimulai selama kuliah, berbeda dengan dua calon yang lain, mereka sudah dibina sejak SMA.
“Keputusan memang akan ada dari hasil syuro kedepannya… tapi kang Ihsan siap-siap aja untuk menyampaikan visi, misi dan program kedepannya untuk meneruskan dakwah Islam di kampus. Dari yang selama ini didiskusikan, kang Ihsan memiliki kapabilitas yang cukup tinggi untuk menjadi seorang pemimpin… tinggal dipikirkan saja, apakah mau mengambil atau memberikannya kepada orang lain…?”
“Kak Ihsan ambil aja… kakak memang memiliki kualitas yang luar biasa, jadi sayang sekali kalau tidak disampaikan kepada kader dakwah yang lainnya, Rina sangat mendukung kakak untuk menjadi pemimpin kader dakwah di kampus…!” imbuh Rina.
Ihsan tersenyum kecil, ia tertunduk sejenak untuk mencerna dengan baik perkataan barusan. Hal yang sudah alam ia pikirkan pasti akan terjadi, dan sekarang ia harus memutuskan sebuah hal yang akan menajdi tinta emas dalam sejarah kehidupan dakwahnya.
“Ane pikirkan lagi ya…,”
“Semangat kak…!!”
“Sudah waktunya kang Ihsan untuk unjuk kemampuan, bakat yang terpendam selama ini…,” imbuh Teh Ian.
“Insya Allah Teh Ian…,” Ihsan tersenyum kecil. Babak baru akan segera dimulai. Setelah mengucapkan salam, Ihsan berlalu dari hadapan mereka berdua, ia berjalan sambil tersenyum dan sesekali menghela nafas.
‘Ya Allah… semoga hamba-Mu ini tetap istiqomah dalam jalan dakwah-Mu, tak kenal lelah untuk menyampaikan risalah dan kebenaran… jika memang ini adalah jalan yang Engkau tunjukkan, maka tetapkanlah hati ini untuk menerimanya dengan penuh keyakinan… Wahai Dzat yang selalu memberikan jalan yang terbaik bagi hamba-Nya.’

Amar Ma’ruf Nahi Munkar - Memerintahkan Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran

Islam bukanlah agama individual/nafsi- nafsi yang hanya mementingkan diri sendiri. Namun juga merupakan agama sosial di mana setiap anggota masyarakat harus melakukan kewajiban Amar Ma’ruf Nahi Munkar terhadap sesama. Menyuruh mengerjakan kebaikan dan Mencegah perbuatan mungkar.
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati dengan kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaran.” [Al ‘Ashr 2-3]
Dari surat Al ‘Ashr di atas jelas. Selain beriman dan mengerjakan perbuatan baik, kita juga harus nasehat-menasehati dengan kebenaran dan kesabaran. Artinya kita tidak bisa diam saja melihat kemungkaran, namun dengan sabar terus menasehati agar orang-orang lain juga ikut berbuat baik dan benar dan menghentikan perbuatan mungkar.
Allah menyebut orang yang shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai penolong agamaNya
“Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” [Al Hajj 41]
Luqman juga menyuruh anaknya untuk menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar dan bersabar terhadap resiko yang mungkin dihadapi karena itu.
Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman 17]
Jika kita tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, maka Allah akan menyiksa kita dengan pemimpin yang zhalim dan menindas kita dan tidak mengabulkan segala doa kita:
Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkan (do'a mereka). (HR. Abu Zar)
Allah mengutuk para pendeta Yahudi dan Nasrani karena mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar dan menyiksa mereka dengan bencana dan malapetaka.
Wahai segenap manusia, menyerulah kepada yang ma'ruf dan cegahlah dari yang mungkar sebelum kamu berdo'a kepada Allah dan tidak dikabulkan serta sebelum kamu memohon ampunan dan tidak diampuni. Amar ma'ruf tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya para robi Yahudi dan rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan amar ma'ruf dan nahi mungkar, dilaknat oleh Allah melalui ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga ditimpa bencana dan malapetaka. (HR. Ath-Thabrani)

Kita wajib melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar serta saling nasehat-menasehati. Tidak ada yang maksum selain Nabi. Oleh karena itu, manusia biasa, ustadz, ulama, atau murobbi dan sebagainya, jika keliru, kita wajib mengkoreksinya. Jika tidak, maka nasib kita seperti para Rabi Yahudi dan Rahib Nasrani yang dilaknat Allah. Jika kemaksiatan dan kemungkaran merajalela, maka Allah menurunkan siksa yang tidak hanya menimpa orang yang zalim saja.
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” [Al Anfaal 25]
Bahkan pada shalat pun meski kita telah memilih Imam (pemimpin) yang paling alim dan paling saleh misalnya seperti Nabi Muhammad, tetap saja kita berkewajiban mengingatkan Imam jika mereka salah atau lupa dalam shalat. Apalagi jika manusia itu di bawah level Nabi seperti wali, ulama, murobi, dan sebagainya. Ini Nabi sendiri yang memerintahkan.
Bahkan Nabi menyatakan bahwa jihad paling utama adalah menyampaikan kebenaran di depan penguasa yang zalim dan kejam meski dia menanggung resiko hukuman yang amat berat.
Jihad paling afdhol ialah menyampaikan perkataan yang adil di hadapan penguasa yang zalim dan kejam. (HR. Aththusi dan Ashhabussunan)
Nabi menyatakan bahwa jika kita melihat kemungkaran, hendaknya kita merubah dengan tangan kita. Jika tidak mampu dengan lisan (ucapan) atau pun tulisan kita. Jika tidak mampu juga dengan hati (diam dan membenci dalam hati). Namun itu adalah selemah-lemahnya iman. Dengan hati ini artinya membenci dalam hati. Jika mampu dia akan merubahnya dengan lisan atau pun tangan.
“Barangsiapa melihat suatu kemungkaran hendalah ia merobah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaklah dengan lidahnya (ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah. (HR. Muslim)
Sayang saat ini sebagian ummat Islam yang untuk diam saja tidak mampu. Melainkan turut serta mendukung kemungkaran baik dengan lisan/tulisan mau pun tangan.. Sebagai contoh meski Neoliberalisme yang diusung kaum kapitalis Yahudi dan Nasrani bertentangan dengan Islam, sebagian ummat Islam justru mendukungnya karena kebodohannya. Begitu juga aliran sesat banyak yang berkembang dan didukung keberadaannya oleh sebagian Muslim. Ashobiyyah/fanatism e golongan/nasionalis me kebablasan yang memecah-belah ummat Islam di seluruh dunia hingga saling bunuh satu sama lain juga harus dicegah sekuat kita.
Seandainya seseorang dapat hidayah melalui kita, maka itu sangat baik bagi kita.
“Apabila Allah memberi hidayah kepada seseorang melalui upayamu, itu lebih baik bagimu daripada apa yang dijangkau matahari sejak terbit sampai terbenam.(HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi berkata bahwa bukanlah dari golongan Nabi orang yang tidak mau beramar ma’ruf nahi munkar.
Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda, tidak menghormati orang yang lebih tua, dan tidak beramar ma'ruf dan nahi mungkar. (HR. Tirmidzi)
Tentu saja dalam beramar ma’ruf nahi mungkar kita harus melakukannya dengan cara sebaik-baiknya sehingga tidak menyebabkan orang banyak menjauh.
Permudahlah (segala urusan), jangan dipersulit dan ajaklah dengan baik, jangan menyebabkan orang menjauh. (HR. Bukhari)
Allah mengajarkan kita untuk berdebat dengan cara yang paling baik.
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka..” [Al ‘Ankabuut 46]
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik...” [An Nahl 125]
Bahkan jika perlu, karena menolaknya dengan cara yang sangat baik, akhirnya orang yang kita cegah itu berubah jadi teman yang setia.
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” [Fushshilat 34-35]
Tentu saja jika kita diserang, kita wajib membela diri. Namun dengan cara-cara yang baik sehingga orang banyak yang simpati. Bukan dengan cara yang menimbulkan kebencian orang banyak. Nabi Muhammad SAW sudah membuktikannya sehingga orang yang dulu jadi musuhnya seperti Umar ra, Khalid bin Walid, Wahsyi, Abu Sofyan, dan sebagainya berubah menjadi sahabatnya.
Tidaklah seharusnya orang menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar kecuali memiliki tiga sifat, yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang (mencegah), mengerti apa yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus dilarang. (HR. Ad-Dailami)
Tapi untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar, kita harus melaksanakannya dulu. Ibda bi nafsik! Mulailah dari diri kita sendiri, kemudian baru menyuruh orang lain. Jika tidak, resikonya adalah dilempar ke neraka.
Pada hari kiamat seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang bertanya, "Hai Fulan, mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah perbuatan mungkar?" Orang tersebut menjawab, "Ya benar, dahulu aku menyuruh berbuat ma'ruf, sedang aku sendiri tidak melakukannya. Aku mencegah orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri melakukannya. " (HR. Muslim)
Dalam memberi nasehat juga harus ada hari liburnya agar mereka tidak jenuh/bosan.
Nabi meniadakan pemberian pelajaran untuk beberapa hari karena khawatir kejenuhan kami. (HR. Ahmad)
Allah baru menyiksa manusia jika mereka sudah tidak mau mencegah kemungkaran yang ada di hadapannya.
Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla tidak menyiksa orang awam karena perbuatan dosa orang-orang yang khusus sehingga mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya. Kalau mereka berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam seluruhnya. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Orang yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah adalah orang yang paling banyak menasehati sesama (tentunya sesudah dia sendiri mengamalkannya) .
Orang yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah yang paling banyak berkeliling di muka bumi dengan bernasihat kepada manusia (makhluk Allah). (HR. Ath-Thahawi)
Perintah Allah jelas: Menyuruh orang berbuat baik dan mencegah perbuatan yang mungkar.
Pada suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: "Kamu kini jelas atas petunjuk dari Robbmu, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar dan berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu kemewahan hidup (lupa diri) dan kebodohan. Kamu beralih kesitu dan berjangkit di kalangan kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian kamu tidak akan lagi beramar ma'ruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Di kala itu yang menegakkan Al Qur'an dan sunnah, baik dengan sembunyi maupun terang-terangan tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
Namun tidak jarang orang karena kemewahan hidup dan cinta dunia akhirnya tidak mau lagi beramar ma’ruf nahi munkar. Bahkan karena mendapat uang atau jabatan, tidak segan-segan mereka justru mendukung kemungkaran dan mencegah perbuatan baik.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar...” [An Nuur 21]
Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah SWT sehingga bisa mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi kemungkaran serta mengajarkannya kepada orang lain.
Sumber:
1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press
Al Qur’an Digitan dan Hadits Web yang bisa didownload di www.media-islam. or.id

KETENANGAN JIWA DAPAT MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN DUNIA DAN AKHERAT

" Tenangkanlah jiwamu dari urusan kepentingan dunia, sebab apa yang telah dijanjikan oleh Allah maka janganlah kamu turut memikirkan "

Kecemasan atau ketidak tenangan jiwa kebanyakan disebabkan oleh permainan pikiran yang mengkhawatirkan kejadian-kejadian buruk yang akan menimpa diri kita. Padahal kejadian itu sendiri belum tentu akan terjadi. Hal ini biasanya di alami oleh orang-orang yang kurang bertawakal kepada Allah dan tidak mau mengamalkan Firman-Nya yang berbunyi :

" Barang siapa yang mau bertawakal (berserah) diri kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi kebutuhannya ". (QS. Ath-Tholaaq ayat 3).

Ayat diatas diperkuat lagi dengan Hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang berbunyi :

" Seandainya kamu semua bertawakal kepada Allah dan berserah diri sepenuhnya, niscaya kamu akan mendapat rizki seperti rizkinya burung-burung yang di waktu pagi-pagi dalam keadaan lapar dan kembali serta dengan perut kenyang ".

Seandainya kita mau berpegang teguh kepada Firman Allah dan Hadits Rasulullah sebagaimana tersebut diatas, niscaya jiwa kita akan merasa tenang dan tentram. Dan hal ini Insya Allah akan mendatangkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Selain itu juga terdapat beberapa ayat dan Hadits lain yang patut kita renungkan, agar tercapai ketentraman dan ketenangan jiwa yang kita dambakan. Beberapa Ayat dan Hadits tersebut antara lain terdapat dalam ;

1. Surat Al-Ahzab, ayat 41 - 42 ;

" Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang ".

2. Surat Al-Hijr, ayat 99 ;

" Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (mati) ".

3. Surat Hut, ayat 6 ;

" Dan tidak ada suatu binatang melata pun dimuka bumi ini melainkan Allah yang memberi rizkinya ".

4. Surat Al-Ankabut, ayat 64 ;

" Adapun kehidupan di dunia ini hanyalah suatu kesenangan dan permainan (yang sifatnya sementara). Tetapi kehidupan akhirat itulah kehidupan hakiki (sebenar-benarnya) jika mereka itu mengerti ".

5. Surat Al-Qoshosh, ayat 88 ;

" Segala sesuatu itu akan hancur binasa, kecuali hanya Allah (Dia Yang Maha Kekal) ".

6. Surat Ath-Tholaq, ayat 3 - 4 ;

" Dan barang siapa yang berserah diri kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya. Barang siapa yang takut kepada Allah, Tuhan akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusan-urusan yang dihadapinya "

7. Surat Al-Mu'min, ayat 60 ;

" Berdo'alah kepada-Ku niscaya Aku perkenankan do'amu ".

8. Surat Al-Hadid, ayat 22 -23 ;

" Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfudn). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudahh bagi Allah. Kami terangkan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kami dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikannya kepadamu. Dan Dia tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri ".

9. Dalam Hadits Riwayat Bukhori ;

" Hendaklah engkau didunia ini seperti orang yang bepergiaan ".

Sungguh demikian besar kasih sayang Allah dan Rasul-Nya yang memberikan petunjuk untuk kebahagiaan hidup manusia. Tinggal kini apakah kita mau atau tidak untuk memperhatikan petunjuk-petunjuk tersebut.

Sumber : MATNUL HIKAM ( Syaikh Ibnu Atho'illah As-Sukandari )

* Jadilah Muslim Yang Berkualitas *

Kenali Ciri-ciri Pemimpin Berprinsip

Stephen R. Covey, penulis buku terkenal, 'Seven Habits of Highly
Effective People', dalam bukunya yang lain 'Principle Centered Leadership',
menggambarkan delapan ciri-ciri pemimpin yang berprinsip, sebagai berikut :

* Terus belajar
Pemimpin yang berprinsip menganggap hidupnya sebagai proses belajar yang
tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan mereka. Di saat yang
sama, mereka juga menyadari betapa lingkaran ketidaktahuan mereka juga
membesar. Mereka terus belajar dari pengalaman. Mereka tidak segan mengikuti pelatihan, mendengarkan orang lain, bertanya, ingin tahu, meningkatkan ketrampilan dan minat baru.

* Berorientasi pada menolong orang lain
Pemimpin yang berprinsip melihat kehidupan ini sebagai misi, bukan karir.
Ukuran keberhasilan mereka adalah bagaimana mereka bisa menolong orang lain.
Inti kepemimpinan yang berprinsip adalah kesediaan untuk memikul beban
orang lain. Pemimpin yang tak mau memikul beban Orang lain akan menemui
kegagalan. Tak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual, pemimpin harus
mau menerima tanggung jawab moral dan sumbangsih.

* Memancarkan energi positif
Secara fisik, pemimpin yang berprinsip memiliki air muka yang menyenangkan
dan bahagia. Mereka optimis, positif, bergairah, antusias, penuh harap, dan
mempercayai. Mereka memancarkan energi positif yang akan mempengaruhi
orang-orang di sekitarnya. Dengan energi itu mereka selalu tampil sebagai
penengah, untuk menghadapi dan membalikkan energi destruktif menjadi
positif.

* Mempercayai orang lain
Pemimpin yang berprinsip mempercayai orang lain. Mereka yakin orang lain
mempunyai potensi yang tak tampak. Namun tidak bereaksi secara
berlebihan terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat saat menemukan kelemahan orang lain. Ini membuat mereka tidak menjadi naif.

* Hidup seimbang
Pemimpin yang berprinsip bukan ekstrimis. Mereka tidak menerima atau menolak sama sekali. Mereka sadar dan penuh pertimbangan dalam tindakan. Ini membuat diri mereka seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, dan bijak.
Sebagai gambaran, mereka tidak gila kerja, tidak fanatik, tidak menjadi
budak rencana-rencana. Dengan demikian mereka jujur pada diri sendiri, mau
mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan sebagai hal yang sejalan
berdampingan dengan kegagalan.

* Melihat hidup sebagai sebuah petualangan
Pemimpin yang berprinsip menikmati hidup. Mereka melihat hidup ini selalu
sebagai sesuatu yang baru. Mereka siap menghadapinya karena rasa aman mereka datang dari dalam diri, bukan luar. Mereka menjadi penuh kehendak,
inisiatif, kreatif, berani, dinamis, dan cerdik. Karena berpegang pada prinsip, mereka tidak mudah dipengaruhi namun fleksibel dalam menghadapi hampir semua hal. Mereka benar-benar menjalani kehidupan yang berkelimpahan.

* Sinergistik
Pemimpin yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan.
Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih baik. Karena
itu, mereka selalu produktif dalam cara-cara baru dan kreatif. Dalam bekerja
mereka menawarkan pemecahan sinergistik, pemecahan yang memperbaiki dan memperkaya hasil, bukan sekedar kompromi dimana masing-masing pihak hanya memberi dan menerima sedikit.

* Berlatih untuk memperbarui diri
Pemimpin yang berprinsip secara teratur melatih empat dimensi kepribadian
manusia: fisik, mental, emosi, dan spiritual. Mereka selalu memperbarui diri
secara bertahap. Dan ini membuat diri dan karakter mereka kuat, sehat dengan
keinginan untuk melayani yang sangat kuat pula.

Sekarang.. yakinkah anda sudah dapat menjadi pemimpin bagi diri sendiri
sebelum memimpin orang lain..? Semoga resep di atas dapat pula selalu
mengingatkan kita, memperbaharui pola pikir yang positif..



Salam SUKSES dan jabat ERAT



Junaedi
F01-08001
HP: 0813 1000 4288
===============================================================
Anda ingin meningkatkan taraf hidup serta menikmati arti SUKSES, sekaligus
hidup sehat ?
Klik disini : www.bisnisdahsyat2003.cjb.net

Minggu, 01 November 2009

BERSYUKUR


"AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN".

Kata kata diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.


Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama : Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil

"Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi". Ini perwujudan rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Saya ingat, pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan-rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa

Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, ''Saya mempunyai dua anak lak i-laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup ditanah seberang. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.''


Bersyukurlah !

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan .....

Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ...

Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar


"The best and most beautiful things in the world cannot be seen, not touched, but are felt in the heart."

10 KESALAHAN JATUH CINTA

Jatuh cinta memang berjuta rasanya. Biasanya orang yang sedang jatuh cinta memang cenderung "buta". Tidak jarang orang yang sedang jatuh cinta melupakan hal-hal mendasar yang sebetulnya penting untuk diperhatikan.

Nah, berikut ini 10 uraian kesalahan yang kerap dilakukan ketika seseorang jatuh cinta :

1. Menciptakan hubungan asmara tanpa membangun persahabatan dengannya. Mungkin Anda memang benar jatuh cinta secara mendalam padanya, tapi jangan lupa luangkan waktu sedikit banyak untuk mengetahui atau memperhatikan apa yang sesungguhnya ia inginkan atau ia perlukan. Sisihkan waktu untuk mempelajari kepribadiannya bukan hanya fisik semata.

2. Tidak jujur kepada diri sendiri. Seringkali orang yang sedang jatuh cinta memberikan batas toleransi yang berlebihan kepada pasangan. Mereka berpura-pura seolah-olah sikap pasangan bukan merupakan gangguan yang besar pada diri mereka atau mereka berharap agar masalah itu selesai seiring dengan berlalunya waktu.

3. Tidak "memperhatikan" diri Anda selama menjalin hubungan asmara. Banyak orang yang lupa "memperhatikan" dirinya sendiri selama menjalin hubungan asmara. Kebanyakan orang yang sedang dimabuk cinta ingin selalu berduaan dengan kekasihnya. Akibatnya orang-orang di sekitar mereka merasa diabaikan sehingga lambat laun tanpa mereka sadari teman-teman pun menjauh. Ini mempunyai akibat yang buruk di masa mendatang. Anda akan dicap kuper dan bila Anda sedang jenuh bersama sang kekasih, tidak ada seorang teman pun yang bersama dengan Anda.

4. Menggantungkan kebahagiaan diri Anda ke pasangan. Jika selama ini Anda berpikir bahwa kebahagiaan Anda bergantung pada pasangan, maka Anda salah. Anda boleh jatuh cinta pada siapa saja namun tidak berarti bahwa orang tersebut dapat membuat Anda bahagia. Kebahagiaan Anda bergantung pada Anda sendiri dan jangan sesekali Anda memusatkan seluruh hidup dan perhatian hanya pada satu orang saja karena jika demikian, berarti Anda telah menutup wawasan dan kesempatan untuk menjadi lebih baik bagi diri Anda sendiri.

5. Cinta membutuhkan waktu. Seringkali seseorang lupa akan point yang penting ini. Cinta selalu membutuhkan waktu, baik untuk mengenal maupun untuk bertumbuh. Terlalu cepat memulai suatu hubungan berakibat kurang baik karena mungkin Anda belum mengenal dengan baik karakter pasangan, sebaliknya jika Anda terlalu terburu-buru mengambil keputusan untuk meninggalkan pasangan hanya karena permasalahan sepele juga kurang bijaksana. Karena itu sebaiknya beri waktu yang cukup bagi diri Anda untuk mengenal pasangan.

6. Terlalu fokus pada sex. Anda harus menyadari bahwa tidak ada seorang pun yang senang menjadi objek sex. Jangan jadikan sex sebagai prioritas suatu hubungan, sebaliknya jadikan sex hanya sebagai pemanis dalam hubungan Anda berdua. Fokuskan perhatian Anda dalam membangun jalinan asmara yang solid bersamanya. Buatlah rencana yang jelas untuk masa mendatang.

7. Berkencan tanpa tujuan yang jelas. Kencan memang merupakan aktivitas yang seru dan menyenangkan, namun jika Anda tidak mempunyai tujuan yang jelas dan tidak tahu apa yang Anda cari atau Anda inginkan maka cepat atau lambat hal ini akan membuat Anda menjadi lelah baik secara fisik maupun mental. Jadi lebih baik tentukan dahulu apa yang Anda cari dari suatu hubungan asmara dan apa yang Anda inginkan dari calon pasangan.

8. Berprinsip bahwa sex dapat menyelesaikan semua masalah. Tinggalkan prinsip seperti ini. Walaupun Anda bersedia menyerahkan diri Anda seutuhnya kepada pasangan, tidak menjamin bahwa pasangan akan setia atau tidak akan meninggalkan Anda. Segera ubah pola pikir Anda. Jangan biarkan diri Anda dibodohi dengan iming-iming jika Anda bersedia melakukan hubungan sex maka pasangan akan semakin mencintai Anda. Itu justru membuktikan bahwa pasangan tidak mencintai Anda dan hanya menginginkan kesenangan semata.

9. Memprioritaskan kecantikan fisik. Ini juga merupakan salah satu hal yang kerap terjadi. Umumnya kecantikan fisik menduduki skala prioritas utama dari pada kecantikan batin. Padahal kecantikan batin jauh lebih bermanfaat dan tahan lama.

10. Kembali melakukan kesalahan yang sama. Pernahkah Anda mengintrospeksi diri mengenai kegagalan asmara Anda di masa lalu? Sebelum memulai hubungan yang baru, ada baiknya Anda mengintrospeksi diri dan melihat kembali dimana kesalahan Anda. Dengan mengetahui letak kesalahan, Anda dapat belajar untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama